Baru sebagian produk seni budaya yang bisa diakses saat ini.Butuh waktu yang lama untuk mengorganisasi seluruh produk seni dan budaya. Demikian pengakuanDirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Hilmar Farid, dalam diskusi Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia di Rumah, di Jakarta, Selasa (17/8).
“Kalau mau menghitung jumlah tarian di Indonesia, butuh waktu 4 atau 5 tahun.Kebudayaan yang bisa diakses saat ini baru sebagian,” ujarnya. Dia mengatakan, salah satu upaya untuk memperluas akses terhadap seni dan budaya melaluipendidikan.
Dia menekankan, dalam sistem pendidikan saat ini harus memuat akses kesenian dan kebudayaan Indonesia. Pendidikan dapat membentuk selera masyarakat yang berujung pada kecintaan terhadap produk kebudayaan dalam negeri. “Memperluas akses kebudayaan melalui pendidikan ini penting.Selera ini dibentuk juga. Bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir,” jelasnya.
Hilmar mengatakan, keanekaragaman dan kualitas seni dan budaya merupakan potensi Indonesia. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaanaa berkomitmen untuk mengembangkan kebudayaan di Indonesia seluas-luasnya.
“Kalau dari segi kualitas kita tidak kurang. Kita harus memastikan organisasinya dan dapat sumber daya yang cukup untuk kebudayaan kita,” jelasnya.
Platform Virtual
Lebih jauh, Hilmar mengatakan, platform virtual baik siaran televisi maupun dalam jaringan dapat memperluas akses kebudayaan. Di sisi lain, dia mengakui, persaingan produk kreatif di internet sangat luar biasa.
Dia menekankan, pengorganisasian yang baik membuat masyarakat mudah mengakses seni dan budaya Indonesia yang sangat beragam. Untuk itu, para pegiat seni dan kebudayaan termasuk pihak swasta harus terlibat untuk mentransformasi kegiatan kebudayaan dalam bentuk virtual.
“Jelas harus menghadirkan kebudayaan yang kita miliki dan cara paling baik yang kita mampu. Saat ini banyak pegiat termasuk juga swasta membantu masuk ke ruang virtual itu,” jelasnya.
Dia menyebut, pihaknya menyediakan satu kanal budaya dalam format vitrual. Dalam kanal tersebut produk-produk seni dan budaya baru ditampilkan para pegiat di daerah.
Dia menambahkan pihaknya juga menyediakan platform kebudayaan. Platform ini untuk merangkum banyaknya festival dan kegiatan seni budaya di Indonesia. “Kita membawa keragaman kita ini jadi satu pintu atau platform. Jadi orang bisa mengakses ke situ dia bisa melihat sesuai nama dan seleranya,” tandasnya.
koran-jakarta.com/belum-seluruh-seni-budaya-bisa-diakses
No Responses